Langsung ke konten utama

TANGGUNG JAWAB SIAPAKAH



Seperti biasa di akhir semester setiap mahasiswa yang sedang mencari ilmu di tanah rantau semakin bersemangat untuk ke kampus, semangat yang muncul bagaikan guntur yang meraung keras di bawah langit Tuhan mengalahkan kebisingan-kebisingan lainnya di pagi hari. Semangat saya untuk ke kampus bagaikan semangat yang dulu pernah saya rasakan, ketika menjadi maba (mahasiswa baru), tetapi kali ini semangat itu berbeda, di benak saya ingin ke kampus agar lekas menyelesaikan urusan kampus ataupun mata pelajaran yang sedang bermasalah dengan tujuan selesai tepat pada waktunya dengan ketetapan waktu libur yang diberikan oleh pihak kampus.


Malamnya saya duduk bertiga dengan Rizal dan Dedi di ruang tamu rumah kontrakan yang kami tempati dikenal dengan "kontrakan chulleyevo", mereka berdua asyik bercengkrama sementara perasaan saya tak bisa tenang bagaikan orang yang sedang sakau keras dengan penuh imajinasi gimana keadaan kampung sekarang yang sudah lama  kutinggalkan, senyuman manis penuh kasih  dan pelukan hangat kedua orang tua itu bagaikan sentuhan surga yang selalu membuat saya ingin kembali. Berkumpul dengan sahabat, teman-teman, mengingat kebodohan yang sering dilakukan untuk bisa membuat kami tertawa terbahak-bahak bersama. Itu adalah momen-momen yang membuat jiwa ini tak pernah merelakan kedewasaan seutuhnya, imajinasi saya terhenti ketika mendengar percakapan mereka berdua tentang dinamika politik yang sedang terjadi di kampung halaman.

Dengan Refleks cukup penasaran saya menanyakan kepada mereka tentang dinamika politik yang sedang terjadi di kampung sekarang. Mereka Pun langsung mengolok-olok saya sembari berkata “so itu dari mana saja tadi kong torang bacarita ngana tara dengar” kita bertiga pun tertawa bersama .Salah satu teman saya mencoba menjelaskan dengan pengamatan yang dia lakukan setelah pulang di kampung halaman beberapa minggu lalu. secara garis besar negatif saja yang dia coba paparkan dari dinamika politik yang terjadi, saya menggaris bawahi dari pemaparannya, bahwa situasi sosial masyarakat di kampung tak lagi baik dikarenakan Perbedaan pilihan politik yang ada, kebiasaan masyarakat di kampung yang sering masuk keluar rumah untuk berbagi ataupun meminta siri pinang kini sudah jarang terlihat bahkan untuk berkunjung ke tetangga ataupun sanak family kini sudah harus mengklasifikasi (menggolongkan) apakah rumah yang hendak di tujuh pilihan politiknya "merah/kuning", pemuda dan pemudi pun bergaul sesuai dengan kesamaan pilihan politik orang tua nya, semakin parah lagi sampai pada tingkatan tahlilan budaya islam yang ada di kampung saja, Imam/Ustad yang memimpin diharuskan memiliki kesamaan pilihan politik dengan tuan rumah yang mengadakan tahlilan. Perlu pembaca ketahui kampung halaman saya berada di Weda ibu Kota Kabupaten Halmahera Tengah, salah satu kabupaten dengan tensi dinamika politik yang paling hangat di Provinsi Maluku Utara. Informasi yang cukup menyayat hati, teman yang satunya menambahkan “politik di halteng ni sampe so talalu eh" politik yang keterlaluan.

Saya langsung terdiam, hati terasa berdebar perasaan ini di cambuk dan ditusuk oleh sesuatu yang tajam, sejenak saya merenungkan keadaan masyarakat yang ada di kampung halaman. Kampung yang jauh sebelum thn 1500an dikenal dengan Fagogoru (Weda, Patani, Maba) sebagaimana pedoman hidup pergaulan dalam sosial masyarakatnya "Falsafah" Ngaku rasai (kebersamaan dan kekeluargaan), budi bahasa (kebaikan dan santun berbicara), sopan hormat (saling menghargai dan menghormati) sebuah prinsip-prinsip hidup yang sudah lama di tinggalkan oleh leluhur kita. Falsafah ini sudah seharusnya dikenal dari sikap dan tindakan dalam pergaulan sosial masyarakat Halmahera Tengah sendiri maupun maba yang kini terpisahkan oleh geografis, membuat maba masuk dalam kabupaten Halmahera Timur. falsafah ini seakan tak pernah ada ketika pesta demokrasi diadakan oleh masyarakat Halmahera Tengah.

Padahal Ngaku Rasai adalah bentuk pengakuan terhadap satu rumpun yang tidak memandang agama, ras, golongan apalagi perbedaan dalam hak memilih kepala daerah baik itu kuning maupun merah. Budi Bahasa bermakna, tutur kata sebagai alat untuk manusia berkomunikasi dalam pergaulan sosial masyarakat Fagogoru untuk menyatukan perbedaan yang ada, Sopan Hormat menjadi pelengkap dalam tata kehidupan masyarakat fagogoru. Falsafah ini jika diterjemah kan dalam konteks ideologi, maka ideologi fagogoru adalah ideologi yang sempurna karena terdapat beberapa nilai penting yang di anjurkan dalam Al-Qurannul karim sebagaimana satu Firman Allah “dan bertakwalah kamu kepada Allah, yang dengan namaNya kamu meminta-minta, dan peliharlah silaturrahim” (QS.An-Nisa : 1)

Dengan keringat yang bercucuran dari wajahku karena panasnya hati ini, aku lantas bertanya “ketika pulang nanti apakah kita bertiga sudah tidak bisa duduk seperti ini lagi ?” mereka berdua menjawab pertanyaanku serentak “tidak! yang terjadi di masyarakat tidak akan terjadi di antara kita, bukankah kita bertiga sudah tau persis hal itu benar-benar salah dan dilarang oleh Allah. Akupun bertanya lagi “lalu siapa yang nantinya memperbaiki hubungan silaturrahim yang sudah rusak di masyarakat ini setelah usai tanggal 15 februari nanti, ketika orang yang kita tuakan, para senior, para ulama sudah tak lagi berada di jalurnya ??” sangat mustahil ketika para bakal calon nanti yang terpilih kita harapkan untuk merajut kembali masalah silaturrahim ini, lebih-lebih kepada tim sukses kedua kandidat yang hanya memikirkan kemenangan kandidat mereka tanpa memikirkan keadaan sosial masyarakat di sekitarnya. Mereka berdua terdiam sejenak dengan wajah yang bingung dan penuh tanya, di hati kecilku memikirkan apakah mungkin ini tanggung jawab yang harus dipikul oleh mahasiswa dan pemuda/pemudi Halmahera Tengah.


Mr.Chulleyevo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PULAU IMAM (Chulleyevo Island)

Pulau Imam sebuah nama yang begitu unik untuk sebuah pulau, untuk pembaca yang berasal dari kab.halmahera tengah khususnya kota weda pulau imam sudah tak asing lagi di dengar. Namun terasa asing di dengar oleh orang di luar penduduk kab.halmahera tengah, ya... begitulah karena pulau ini tak setenar banda naira ataupun pulau-pulau lain di indonesia. Photo : Pulau Imam Kanan dan Pulau Yefi Kiri Pulau imam atau biasa di sebut dengan chulleyevo oleh masyarakat lokal. pulau imam merupakan sebuah gugusan kecil di depan dermaga penyebrangan kota weda, berjarak sekitar 500 meter dari kota weda ibu kota kab.halmahera tengah, provinsi maluku utara. Karena letaknya yang berada persis di depan pelabuhan kota weda, pulau yang satu ini ketika dilihat dari kota weda nampak cantik, tidak heran jika pulau imam menjadi titik perhatian wisatawan dan pendatang dari luar kota weda, yang sering mengabadikan kecantikannya dengan berfoto menjadikan pulai ini sebagai backgroundnya. Sebagian besar pulau...

TRADISI MAULID NABI NEGERI FAGOGORU

(Photo : By.DinexMotret) Nabi Muhammad SAW Lahir di Al-Mukkaramah atau Al-Amin (sekarang Mekkah) 12 Rabiul awal Thn gajah atau bertepatan dengan hari Senin 20 April 571 M. Untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR, Bukhari) Tradisi memperingati kelahiran Nabi pada tanggal 12 Rabiul awal atau sejarah Maulid Nabi pertama kali terjadi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Peringatan tersebut pertama kali diadakan oleh Raja Al-Muzhaffar Abu Sa'id Kukbury Ibn Zainuddin Ali Ibn Baktakin (Wafat 630 H) Raja Irbil yang berada di kawasan Urk (Irak Sekarang) pada abad ke 7 Hijriah ("Sumber:Imam As-Suyuthi dlm kitab:Al-Hawy Li Al-Fatawy juz 1, hal 272"). Beliau mengundang seluruh rakyat dan ulama untuk berkumpul merayakan hari besar tersebut dengan menyembelih ribuan kambing dan unta. Para kaum ulama yang alim dan memiliki keluasan ilmu pun membenarkan kegiatan tersebut karena menganggap hal tersebut adalah hal yang baik. Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah cahaya Islam yang mener...

WHO IS HE "HAJI SALAHUDDIN"

SEKAPUR SIRIH Situasi Negara Republik Indonesia Kedatangan Bangsa Inggris, Portugis, Spanyol, dan Belanda ke Indonesia, di samping sebagai penjajah, adalah sekaligus merupakan pembawa “Missi dan Zending” yang membawa serta peradaban Barat. Peradaban Barat itu mempunyai ciri politis “Scularisme” dan ciri Ekonomi “ Liberalisme ” proses pembaratan “ Westernisasi ” ini turut pula mempengaruhi perkembangan masyarakat dan Negara Republik Indonesia, yang oleh kolonial Belanda dengan penjajahan di bumi Indonesia selama 350 tahun, ditanamkan dengan penuh kelicikan, bahkan dipaksa dengan senjata terhunus. Namun, arus gelombang perang kemerdekaan dari bangsa-bangsa di dunia, khususnya di dunia islam, yang sejak abad kedelapan belas dilanda banjir kolonialisme dan imperialisme sekaligus telah melanda bangsa-bangsa Asia Afrika, telah membuat perubahan yang radikal terhadap jalannya sejarah dunia yang diilhami aspirasi dan potensi perjuangan Islam pada bangsa-bangsa tersebut. Pada abad-abad be...