Langsung ke konten utama

TRADISI MAULID NABI NEGERI FAGOGORU


(Photo : By.DinexMotret)

Nabi Muhammad SAW
Lahir di Al-Mukkaramah atau Al-Amin (sekarang Mekkah) 12 Rabiul awal Thn gajah atau bertepatan dengan hari Senin 20 April 571 M. Untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR, Bukhari)

Tradisi memperingati kelahiran Nabi pada tanggal 12 Rabiul awal atau sejarah Maulid Nabi pertama kali terjadi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Peringatan tersebut pertama kali diadakan oleh Raja Al-Muzhaffar Abu Sa'id Kukbury Ibn Zainuddin Ali Ibn Baktakin (Wafat 630 H) Raja Irbil yang berada di kawasan Urk (Irak Sekarang) pada abad ke 7 Hijriah ("Sumber:Imam As-Suyuthi dlm kitab:Al-Hawy Li Al-Fatawy juz 1, hal 272"). Beliau mengundang seluruh rakyat dan ulama untuk berkumpul merayakan hari besar tersebut dengan menyembelih ribuan kambing dan unta.

Para kaum ulama yang alim dan memiliki keluasan ilmu pun membenarkan kegiatan tersebut karena menganggap hal tersebut adalah hal yang baik. Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah cahaya Islam yang menerangi alam semesta dan pantas dirayakan dengan hal yang baik pula.

Kini, Maulid Nabi sudah ditetapkan sebagai hari libur nasional. Peringatan Maulid dilakukan oleh Pemerintah, organisasi keagamaan, Lembaga Pendidikan, Majelis Ta'lim, Masjid, Mushalla, hingga masyarakat kecil di pelosok desa. Berbagai acara digelar, mulai dari pengajian hingga bakti sosial, mulai dari diskusi hingga ritual bermuatan tradisi lokal. Dalam tradisi maulid ada tiga dimensi yang kemudian turut hadir yaitu dimensi keagamaan, dimensi sosial, dan dimensi kebudayaan.

Nah di indonesia timur sendiri tepatnya di dua kabupaten yang berada di provinsi Maluku Utara yakni kab.Halmahera Tengah dan Kab.Halmahera Timur. Memiliki tradisi dan budaya tersendiri untuk memperingati Maulid Nabi yang di kenal oleh masyarakat lokal dengan sebutan (Cogo Ipa/Coka Iba).

Pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW berkumandang. Alunan musik rebana pun mengiringi. bersamaan sejumlah pria muncul memakai topeng seram atau disebut Cogo ipa. Ada yang mengenakan gamis, ada pula yang memakai daster. Mereka menari mengenang bersatunya tiga negeri: Weda, Patani, dan Maba.

Coko Iba rutin dihelat tiga hari menjelang hingga saat Maulid Nabi Muhammad (12 Rabiulawal Hijriah). Antusiasme warga tak pernah berkurang meski acara itu sudah rutin. Topeng yang seram dan gaya Cogo Ipa yang sesekali menakuti anak-anak selalu mengundang rasa penasaran. Warga dari sejumlah tempat berkerumun.

Tidak hanya di Weda, tetapi juga di dua wilayah lain, yakni di Patani, (Halmahera Tengah), dan Maba, (Halmahera Timur).

*Dua versi*

Ada dua versi cerita tentang Cogo Ipa di tiga wilayah ini. Salah satu tokoh masyarakat Halmahera Tengah, Zainuddin Jumat (83), mengatakan, munculnya Cogo Ipa itu terkait peristiwa dilibatkannya masyarakat ketiga wilayah oleh Kerajaan Tidore untuk berperang di Pulau Jawa pertengahan abad ke-19.

Saat itu, ketiga wilayah tersebut termasuk wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore. Saat Belanda meminta Kesultanan Tidore untuk membantu perang di Jawa, Sultan Tidore mengirimkan pasukan dari ketiga negeri tersebut.

Saat perang, pasukan ketiga negeri menggunakan topeng yang terbuat dari pelepah sagu dan daun pandan. Selain itu, topeng mereka juga digambari dengan arang dan lumpur untuk membangun kesan seram. Strategi ini dinamakan Cogo Ipa yang berarti ’menyamar’. ”Tujuannya tak lain untuk meneror lawan,” ujarnya.

Keberhasilan pasukan tiga negeri dengan strategi Cogo Ipa terjadi bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad. Kesultanan Tidore kemudian memutuskan agar kemenangan itu dikenang dengan mengenakan topeng seram setiap menjelang Maulid, sekaligus sebagai bagian untuk merayakan Maulid. Saat itulah, Cogo Ipa berubah nama menjadi Coko Iba yang berarti ’topeng seram’.

Namun, Sekretaris Kesultanan Tidore Amin Faaroek memiliki versi berbeda. Menurut dia, Coko Iba sudah ada pada abad ke-14 saat Sultan Tidore ke-9 Jamaluddin memperluas kekuasaan ke Weda, Patani, dan Maba atau disebut Gamrange (tiga negeri).

Coko Iba diartikan sebagai ’setan bergembira’, dibuat sebagai bagian perayaan Maulid Nabi Muhammad. ”Karena menjelang kelahiran Nabi, setan ikut bergembira menyambut,” ungkapnya.

Ketika riwayat Nabi Muhammad tuntas dibacakan pada tiga hari menjelang Maulid, tiba saatnya Cogo Ipa berjalan keliling di desa-desa di ketiga Negeri, yakni Weda, Patani, dan Maba. Cogo Ipa kemudian ”memukul” setiap orang yang tidak memakai Cogo Ipa dengan rotan yang dibawanya. Aksi ini dilakukan hingga hari Maulid.


Mr_chulleyevo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PULAU IMAM (Chulleyevo Island)

Pulau Imam sebuah nama yang begitu unik untuk sebuah pulau, untuk pembaca yang berasal dari kab.halmahera tengah khususnya kota weda pulau imam sudah tak asing lagi di dengar. Namun terasa asing di dengar oleh orang di luar penduduk kab.halmahera tengah, ya... begitulah karena pulau ini tak setenar banda naira ataupun pulau-pulau lain di indonesia. Photo : Pulau Imam Kanan dan Pulau Yefi Kiri Pulau imam atau biasa di sebut dengan chulleyevo oleh masyarakat lokal. pulau imam merupakan sebuah gugusan kecil di depan dermaga penyebrangan kota weda, berjarak sekitar 500 meter dari kota weda ibu kota kab.halmahera tengah, provinsi maluku utara. Karena letaknya yang berada persis di depan pelabuhan kota weda, pulau yang satu ini ketika dilihat dari kota weda nampak cantik, tidak heran jika pulau imam menjadi titik perhatian wisatawan dan pendatang dari luar kota weda, yang sering mengabadikan kecantikannya dengan berfoto menjadikan pulai ini sebagai backgroundnya. Sebagian besar pulau...

"PT.IWIP (Indonesia Weda Bay Industrial Park) KEJAYAAN MASA LALU MASYARAKAT HALMAHERA TENGAH AKAN-KAH DIPUTAR KEMBALI ATAU-KAH SEDANG MENGUNDANG TRAGEDI MINAMATA DI TELUK HALMAHERA TENGAH"

”tulisan ini bukan tidak setuju tentang pertambangan, melainkan bagaimana cara memutar kembali kejayaan Masyarakat Halmahera Tengah tanpa merusak Lingkungan yang berujung dengan kematian Masyarakat Halmahera Tengah itu sendiri.” (Mr.Chulleyevo) “Setiap gagasan yang telah kupenjarakan dalam ungkapan, harus kubebaskan dengan tindakan” (Khalil Gibran) NIKEL BERLIMPAH DI PERUT BUMI FAGOGORU Potensi bijih nikel di Indonesia sudah diketahui sejak lama. Permintaan bijih nikel dunia pun semakin meningkat terutama untuk Negara-negara Eropa dan Asia. Kabupaten Halmahera Tengah merupakan salah satu penghasil bijih nikel di Indonesia. PT. Weda Bay Nickel (PT. WBN) adalah perusahaan pertambangan yang melakukan proyek eksplorasi nikel (Ni) dan kobalt (Co) di Pulau Halmahera, merupakan perusahaan patungan antara ERAMET SA Perancis (90%) dengan PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM) (10%). Berdasarkan Keppres RI No. B53/PRESS/1/1998 tertanggal 19 Januari 1998, PT. WBN termasuk Kontrak Karya Genera...