Langsung ke konten utama

INTRODUKSI DAN REFORMULASI KONSEP DALAM BERPIKIR



"BUDAYAKAN MEMBACA SAMPAI SELESAI!!"

INTRODUKSI DAN REFORMULASI
KONSEP DALAM BERPIKIR

Berpikir kritis dapat diartikan sebagai upaya seseorang untuk memeriksa kebenaran dari suatu informasi menggunakan ketersediaan bukti, logika, dan kesadaran akan bias. Mengingat kondisi sosial yang semakin kompleks dan kemajuan teknologi informasi, mendorong derasnya pertukaran informasi yang belum terverifikasi.

Tidak terverivikasinya pertukaran informasi berdampak terhadap munculnya berbagai persoalan. ketidakmampuan masyarakat untuk mengkritisi kebenaran informasi yang diperoleh berdampak terhadap problematika sosial dan chaos “kacau balau” dalam sistematika berpikir sehingga berdampak pada aspek kehidupan manusia.

Sebenarnya saya sudah niatkan untuk break sejenak dari menulis di blog wereinfo.blgospot.com yang secara mandiri saya kelolah ini, blog ini bisa hadir juga karena dorongan keras kegelisahan pribadi sebagai anak desa yang keluar menuntut ilmu pengetahuan di tanah rantau. Niat break itu muncul, takalah di mana saya pribadi sendang fokus untuk menyelesaikan TA “Tugas Akhir” sebagai seorang mahasiswa Teknik perencanaan wilayah dan kota.

Namun karena ucapan teman-teman saya di kampus “em er chulleyevo ngana harus menulis lagi sebelum ngana betul-betul fokus TA dan break menulis, tulisan yang harus ngana buat tentang berpikir yang baik sebelum ngana break. Karena kasiang ngoni pe generasi di kampung apalagi masarakat di sana yang tarus-tarus disajikan penulisan-penulisan yang tidak karuan dan menebar virus kebencian tak beralasan”, dari sepenggal bahasa ini saya betul-betul teringat dengan ade-ade saya di kampung terutama “comunitas poker” yang telah saya binah beberapa tahun terakir ini.



Sebenarnya tulisan si penulis banyangan yang beredar di NPH/HPH itu tidak terlalu merisaukan saya, karena bagi saya alasan” si penulis bayangan” tuduhkan itu tidak tepat, seperti;
1. “Setiap postingan masyarakat halteng hari ini, untuk membangun citra kepemimpinan ERA” bukankah, itu sudah bagian dari konsekuensi logis media sosial ? semua orang berhak mengeluarkan eksperi yang dirasakan atas kepemimpinan yang baru berjalan 2thn itu !? semua dikembalikan ke pemilik akun saming-masing, apakah mereka ingin membangun citra bupati dan wakil bupati atau postingan itu benar adanya dan di posting ke media sosial mereka ?? (nafsi-nafsi)
2. “kebijakan pemerintah pusat, panjang lebar yang dipaparkan dan terkesan memaksa pembaca dengan mencantumkan gagasan dua jurnalis agar pembaca mengatakan “oh ia, itu kesalahan pemimpin di Halteng” aduuuh mama sayaaang eh.. kaca mata apa sebenarnya, yang digunakan untuk melihat runtutan kebijakan ini ?
3. paling terbaru mengulang kesalahan pertama “katanya 14 ribu status nyinyir untuk Bupati dan Wakil Bupati” cukup spektakuler data yang ini, saya angkat “dengkul” untuk hal itu. jadi kebayang, dari mana pengelompokan data yang dilakukan ?? teringat saya dengan pengelompokan pengguna media sosial AS yang di lakukan Rusia agar Ikut campur dalam pesta demokrasi AS (klik disini).

Padahal kalau kita objektif dalam melihat nyinyiran di Facebook, sebagian besar adalah kelompok oposisi (oposisi itu keahadirannya baik dalam mengawal perjalanan sebuah roda pemerintahan) namun, yang lucunya kebanyakan oposisi khusus di halteng ya.. sangat jarang memposisikan diri sebagai oposisi pemerintahan yang kritis dalam mengawal kebijakan-kebijakan yang dilakukan. Sebagian besar oposisi akan ribut di medsos tak kalah ada kebijakan yang mengancam kepentingan keluarga mereka, kelompok-kelompok dalam kelompok mereka, hingga ada yang ribut hanya untuk mencari pamor dan menyenangkan hati sang ratu atau mungkin kepentingan istri muda. Lalu kepentingan masyarakat halteng seutuhnya mana ??

Kalo boleh saya analogikan sampai metaforkan seperti kata bung roky, nyiyiran di atas itu ketika pembaca sedang lewat di persimpangan jalan, lalu melihat orang mabuk nyinyiran tak karuan miripkan ? sama nyinyiran mereka. Saya sangat respect “menghormati” penulisan di waktu subuh dini hari tadi yang sempat saya baca (klik disini), si penulis saya beri nama “Jared Poton’s”, kenapa jared potons walupun ada bait kalimat yang di kutip si penulis dalam buku Jared Diamond berjudul “Collapse”. Bukan di situ intinya, saya menyebutnya dengan jared potons karena penulisan ini cukup komprehensif, kritis dan obyektif sebagaimana Jared Diamond dalam menulis buku “Way is Sex Fun, Guns Germs & Steel, The World Until Yesterday hingga buku barunya berjudul Upheaval” setelah baca secara keseluruhan tulisan jared potons, pembaca bagaikan telah mengikuti “terapi krisis” khususnya krisis yang dialami Halmahera Tengah.

Buku yang di tulis Jared Diamond, penulis sangat sarankan untuk para pembaca yang budiman memiliki dan membacanya.Teruntuk aktivis agar kita lebih tabayyun dalam melihat persoalan yang menimpah sebuah Negara maupun kabupaten “buka hal 150 buku Collapse” Tapi ingat butuh kesabaran, sebab membaca buku dengan halaman 636-731 itu sering buat kita ejakulasi dini sebelum sempat menyelesaikannya, apalagi hari ini banyak manusia maupun sebagian mahasiswa suka yang instan, kayak mie instan kesukaan penulis.

INTRODUKSI DAN REFORMULASI KONSEP DALAM BERPIKIR

Berpikir kritis merujuk pada penilaian, bertujuan untuk menghasilkan penafsiran, analisa, evaluasi dan kesimpulan, serta penjelasan atas bukti, konsep, metodologi dan kriteria atau pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar dari penilaian itu sendiri.

Peter Facione seorang kepalah sekolah di Los Angeles dan akademisi di Universitas Chicago yang sangat aktif menulis esai tentang pentingnya “pemikiran kritis” sampai namanya sangat familiar dalam filsafat barat terutama mengutip tentang “pemikiran kritis” menurut Facione, sebaik-baiknya Facione menganalisa dengan berbagai parameter yang digunakannya, ada juga beberapa tokoh yang meragukan kesempurnaanya, Mereka melihat bahwa berpikir kritis merupakan kekuatan alami manusia yang seringkali tidak dapat secara penuh ditangkap oleh metode pengambilan data paling mutakhir sekalipun dan mereka menyimpulkan bahwa berpikir kritis terlalu sederhana bila dianggap sebagai suatu kemampuan dan sikap dalam menghasilkan produk pikiran yang benar.

“filsafat paaa..”, ada filsafat barat sama filsafat islam sama-sama melatih kita untuk berpikir, toh didalamnya juga pasti kita mengambil analisa yang mana seharunya digunakan.

Facione mengkonseptualisasi berpikir kritis sebagai variabel yang terdiri dari dua aspek utama, yaitu aspek 1. critical-thinking skills atau keterampilan berpikir kritis dan 2. critical-thinking dispositions atau sikap kritis. Bila aspek pertama merujuk pada kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi dan menyimpulkan, maka aspek yang kedua merujuk pada tendensi seseorang untuk menggunakan atau berpikir kritis. kedua hal ini, memiliki tujuan akhir yang ingin dicapai dari proses berfikir.

Berpikir kritis dipandang sulit tercapai bila seseorang hanya memiliki atau menekankan satu di antara kedua aspek di atas. Tanpa sikap berpikir kritis, seseorang akan jarang untuk mengaplikasikan kemampuan berpikir kritisnya, begitu pula sebaliknya, tanpa kemampuan berpikir kritis maka seseorang akan menghasilkan produk pemikiran yang kurang berkualitas.

Berbeda dengan konsep barat yang fokus proses berpikir kritis hanya kepada pembuktian akan kebenaran sebuah data, berpikir kritis bagi ilmuwan muslim juga memiliki nilai dan tujuan akhir yang ingin dicapai dari proses berfikir, yaitu mencapai iman dan taqwa. Jika konsep barat menafikkan keyakinan akan Tuhan dalam proses berpikir kritis, konsep Islam justru melibatkan Tuhan di dalam mencapai proses berpikir kritis. meski konsepsi islam dinilai penting, namun perlu dilakukan pengujian empiris lebih lanjut untuk mendukung mengingat saat ini tidak banyak diteliti (atau keterbatas buku yang di miliki penulis). Karena bila barat punya Socrates, islam jauh sebelum abad ke 5SM telah memiliki Nabi Ibrahim dalam upaya perjalanan pikirnya untuk menemukan Tuhan atau kisah-kisah para sahabat.

Untuk dinamika kehidupan sosial hari ini apalagi proses mahasiswa untuk mengejar ilmu pengetahuan hingga rela jauh dari kampung halaman, saya teringat dengan Al Ghazali tokoh muslim yang selalu menekankan berulangkali akan pentingnya pemeriksaan baik berita, pendapat maupun teori-teori ilmu. Kerena dari pemeriksaan ulang ini dan melakukan perbandingan itulah sedikit upaya terhindar dari kesesatan berpikir.

Meskipun terjadi perdebatan, baik konsep berpikir kritis yang dikemukakan oleh barat maupun islam hingga saat ini belum sepenuhnya mampu menawarkan konsep dasar berpikir kritis yang dapat diterima oleh semua kalangan karena dianggap masing-masing memiliki kelemahan tersendiri. Untuk itu perlu langkah konkret yang diambil untuk mereformulasikan konsep keduanya melalui pengintegrasian konsep.

Tidak ada yang bisa menolak betapa pentingnya berpikir kritis. Ia misalnya berpengaruh signifikan terhadap aspek demokrasi dari suatu Negara/daerah. Demokrasi yang ideal tidak akan tercapai tanpa kemampuan dari masyarakat untuk berdiri di atas informasi akurat disertai deduksi (penarikan kesimpulan) tepat untuk mendukung kebijakan-kebijakan yang mengarah pada peningkatan pembangunan dan kesejahteraan. Bahkan mengkritisi ketika melenceng dari yang sebenarnya, di tengah-tengah perkembangan teknologi informasi dan menguatnya proses “kuning merah” dalam berdemokrasi di halteng, isu ini seharusnya mendapat perhatian yang paling serius. Beredarnya berita-berita hoax yang viral di tengah masyarakat menjadi benalu bagi demokrasi, dan berpikir kritis dapat menjadi perisai untuk menyeleksi dan menilai kebenaran suatu informasi.


Miris dengan kondisi tersebut, saat ini eksistensi mahasiswapun semakin memperkeruh kondisi masyarakat. Alih-alih berfikir kritis, dalam perkembangannya justru mengalami kemandekan berfikir. Kemandekan berfikir mahasiswa saat ini terlihat dari beberapa kasus miskonsepsi (kesalahan menafsirkan kosep) yang terjadi akhir-akhir ini, salah satu contohnya adalah miskonsepsi terhadap tulisan saya yang menyoroti “Curcol” dan “Perbandingan yang dilakukan”. Selanjutnya miskonsepsi lain yang menjadi sumbangsih terhadap kemandekan berfikir tersebut adalah adanya pendambaan yang terlalu tinggi kepada figur tertentu.

Hanya Sampai di sini pembaca yang budiman penulis Introduksi (memperkenalkan) konsep berpikir mencapai berpikir kritis yang sejauh penulis pahami dalam proses belajar, penulis mengharapkan Reformulasi “memformat kembali tulisan ini, karena penulis sadari masi jauh dari kesempuraan” Konsep Dalam Berpikir.


*MELAWAN PENINDASAN INTELEKTUAL*
-Nurcholish Madjid (1997)KAKI LANGIT PERADABAN ISLAM; peran kaum intelektual Agama dalam menumbuhkan Kelas Menengah 181, PRAMADINA
-Walter Kaufmann (1960) FROM SHAKESPEARE TO EXISTENTIALISM ; art, tradition, and truth 241, Anchor Books
-Sigmund Freaut penerjemah M.Sururi (2011); Psikopatologi Dalam Kehidupan Sehari-hari 118(cerita DR.W.H yang malang), Grub Relasi Inti Media, Anggota IKAPI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PULAU IMAM (Chulleyevo Island)

Pulau Imam sebuah nama yang begitu unik untuk sebuah pulau, untuk pembaca yang berasal dari kab.halmahera tengah khususnya kota weda pulau imam sudah tak asing lagi di dengar. Namun terasa asing di dengar oleh orang di luar penduduk kab.halmahera tengah, ya... begitulah karena pulau ini tak setenar banda naira ataupun pulau-pulau lain di indonesia. Photo : Pulau Imam Kanan dan Pulau Yefi Kiri Pulau imam atau biasa di sebut dengan chulleyevo oleh masyarakat lokal. pulau imam merupakan sebuah gugusan kecil di depan dermaga penyebrangan kota weda, berjarak sekitar 500 meter dari kota weda ibu kota kab.halmahera tengah, provinsi maluku utara. Karena letaknya yang berada persis di depan pelabuhan kota weda, pulau yang satu ini ketika dilihat dari kota weda nampak cantik, tidak heran jika pulau imam menjadi titik perhatian wisatawan dan pendatang dari luar kota weda, yang sering mengabadikan kecantikannya dengan berfoto menjadikan pulai ini sebagai backgroundnya. Sebagian besar pulau...

TRADISI MAULID NABI NEGERI FAGOGORU

(Photo : By.DinexMotret) Nabi Muhammad SAW Lahir di Al-Mukkaramah atau Al-Amin (sekarang Mekkah) 12 Rabiul awal Thn gajah atau bertepatan dengan hari Senin 20 April 571 M. Untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR, Bukhari) Tradisi memperingati kelahiran Nabi pada tanggal 12 Rabiul awal atau sejarah Maulid Nabi pertama kali terjadi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Peringatan tersebut pertama kali diadakan oleh Raja Al-Muzhaffar Abu Sa'id Kukbury Ibn Zainuddin Ali Ibn Baktakin (Wafat 630 H) Raja Irbil yang berada di kawasan Urk (Irak Sekarang) pada abad ke 7 Hijriah ("Sumber:Imam As-Suyuthi dlm kitab:Al-Hawy Li Al-Fatawy juz 1, hal 272"). Beliau mengundang seluruh rakyat dan ulama untuk berkumpul merayakan hari besar tersebut dengan menyembelih ribuan kambing dan unta. Para kaum ulama yang alim dan memiliki keluasan ilmu pun membenarkan kegiatan tersebut karena menganggap hal tersebut adalah hal yang baik. Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah cahaya Islam yang mener...

WHO IS HE "HAJI SALAHUDDIN"

SEKAPUR SIRIH Situasi Negara Republik Indonesia Kedatangan Bangsa Inggris, Portugis, Spanyol, dan Belanda ke Indonesia, di samping sebagai penjajah, adalah sekaligus merupakan pembawa “Missi dan Zending” yang membawa serta peradaban Barat. Peradaban Barat itu mempunyai ciri politis “Scularisme” dan ciri Ekonomi “ Liberalisme ” proses pembaratan “ Westernisasi ” ini turut pula mempengaruhi perkembangan masyarakat dan Negara Republik Indonesia, yang oleh kolonial Belanda dengan penjajahan di bumi Indonesia selama 350 tahun, ditanamkan dengan penuh kelicikan, bahkan dipaksa dengan senjata terhunus. Namun, arus gelombang perang kemerdekaan dari bangsa-bangsa di dunia, khususnya di dunia islam, yang sejak abad kedelapan belas dilanda banjir kolonialisme dan imperialisme sekaligus telah melanda bangsa-bangsa Asia Afrika, telah membuat perubahan yang radikal terhadap jalannya sejarah dunia yang diilhami aspirasi dan potensi perjuangan Islam pada bangsa-bangsa tersebut. Pada abad-abad be...